Langsung ke konten utama

Pengalaman di Bus

Kejadian ini baru saja saya alami di bus yang saya tumpangi saat saya pulang kuliah. sumpah! saya nggak bermaksud sok alim, sok bijak atau apalah. saya cuma mengekspresikan pemikiran saya lewat tulisan. begini ceritanya:
seperti hari-hari sebelumnya saya pulang ke rumah dengan bus antar kota yang tarifnya cuma Rp 3000 buat anak kuliahan seperti saya. siang ini panas, bahkan menurut saya lebih panas dari biasanya. Bus yang saya tumpangi berhenti disebuah halte yang lokasinya cukup strategis, agak lama memang. tapi itu resiko kalau kita menggunakan angkutan umum jenis ini. Sebentar kemudian datanglah seorang Bapak yang usianya menurut saya lebih tua dari Ayah saya, sekitar 60an, membawa setumpuk koran. tubuhnya kurus, kulitnya cokelat gelap dengan peluh menetes di dahinya. Dengan sabar dia menawarkan korannya pada penumpang di bus ini. awalnya kupikir dia adalah penjual koran sama seperti yang lain, tetapi tidak ntuk kali ini. jalannya tak seperti manusia pada umumnya. Ya Tuhan, dia pincang! Bayangkan betapa sulit Ia berjalan dari bus ke bus, turun ke jalan menjajakkan korannya ke setiap orang yang dia temui. Penat tergambar jelas di wajahnya. Ingin rasanya membeli semua koran yang ada di tangannya, tapi uang terakhirku sudah kuberikan pada kondektur bis. bukan saya sok alim, sok bijak, sok baik atau apa, tapi saya tidak tega! saya teringat Ayah saya di rumah. Ayah saya seorang Tukang service mesin ketik, anda pun tahu saat ini mesin ketik sudah jarang digunakan. Ayah saya tak setiap hari mendapat order untuk memperbaiki mesin yang rusak, untunglah ada beberapa instansi langganan Ayah yang masih menggunakan jasa Ayah. Alhamdulillah sampai sekarang kami masih hidup berkecukupan, makan pun 3x sehari. eh maaf, jadi out of topic yah ^^ *plakplakplak
out of tpoic -__________-

Kembali pada bapak tukang koran tadi, sejenak kita berpikir betapa beruntungnya kita. kita masih bisa hidup nyaman, makan terpenuhi, barang yang kita inginkan pun dapat dibeli. berbanding terbalik dengan bapak tersebut. Ia harus beradu dengan terik matahari demi mencari rezeki yang telah Tuhan tentukan untuk melanjutkan hidupnya dan hidup keluarganya. Sedangkan kita? berapa banyak uang yang kita gunakan untuk hal yang tidak penting?  Seringkali kita mengeluh atas apa yang kita miliki, ingin seperti orang lain. tapi pernahkah Anda sadari bahwa manusia itu adalah mahluk yang paling sempurna di dunia? Anda tentu sering mendengar nasehat "Lihatlah ke bawah, dan syukurilah apa yang Anda miliki". Jadi, SUDAHKAH ANDA BERSYUKUR HARI INI?
*maaf, saya masih pemula. jadi mohon maaf jika tulisan saya jauh dari sempurna

ini ekspresi apaan -__-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Aplikasi Ticker Dengan Sun Wireless Toolkit

Dalam rangka memenuhi kewajiban saya kepada Bapak Dosen, disini saya akan menjelaskan langkah-langkah pembuatan Aplikasi Ticker dengan Sun Wireless Toolkit. Yang belum punya aplikasinya silakan download, search aja di mbah google, buanyak kok. Tapi sebelumnya instal dulu jdk-nya (Java Development Kit), kalo nggak diinstal dulu, ane jamin kagak bakalan bisa itu WTK dipake  1. Buka Aplikasinya, bisa melalui Start Menu > All Programs > Sun Java Wireless Toolkit Ataupun double klik di icon Wireless Toolkit  2. Next, kita akan diperlihatkan penampakan-interface maksud ane- dari Wireless Toolkit (wtk) sebagai berikut  Kalo udah gimana lagi Sist? Kalo udah Klik New Project, trus isiin Nama Project sama MIDlet Class Name-nya, disini ane kasih namaprojectnya Tugas PBO2, dengan MIDlet Class Name AplikasiTicker Kalo udah, klik Create Project, maka akan muncul Setting Project WTK  Klik OK, lalu akan muncul tampilan yang menandakan project kita berhasil dibuat   Lihat

nikmat membawa sengsara

lama juga nggak ngepost yaaa kenapa nikmat membawa sengsara? puanjang ceritanya, nggak tau nyambung apa kagak. let's begin  jeng jeeeeengggg #backsound lebay dikarenakan Sumber Daya Teknolohi di rumah saya kurang memadai, jadilah gue minjem laptop punya sodara. sapa tau bisa numpang onlen gratisan #watdezig! diniatin dari rumah jam 3 siang, jadi nyampe rumah sodara bisa langsung ngegarap tugas java yang bikin anak sekelas kelabakan. tapi berbuhung ada tragedi yang cukup bikin deg-deg ser jadi acara naik busnya diundur. tragedi apa? pada penasaran kan? hayo ngakuuuuuu :D (apadeh gue -_-) dompet kakakku ilang! nggak tau deh kok bisa ngilang. padahal itu dompet ada di tas, ruangan pun terkunci. udah ah, ntar bahasnya di postingan selanjutnya, itupun kalo gue niat. sesampainya di rumah sodara gue langsung utarain alasan, maksud dan tujuan gue main ke situ, and what the answer? kalo mau nyalain laptop berarti kudu mati semua, mejikjer, kulkas, tivi, plus beberapa lampu . gatau kenapa

Sebuah Pelajaran

Namanya Muhammad, aku mengenalnya di bus saat pulang ke kampung halamanku beberapa tahun yang lalu. Umurnya tak jauh berbeda denganku. saat di bus ku lihat dia menoleh kesana kemari tampak kebingungan, tidak mungkin dia kebingungan mencari tempat duduk. sudah jelas dia berada di sebelah kursi di sampingku yang masih kosong. Kondektur bis sempat menegurnya karena menghalangi penumpang yang meringsek maju ke depan, bis itu telah penuh sesak. setelah bis mulai berjalan , ia barulah bisa duduk dengan tenang. tak sengaja aku melihat kartu pelajarnya yang dilubangi untuk dijadikan gantungan kunci, disitu tertera namanya Muhammad, siswa asal Pekalongan. sepanjang perjalanan aku melihat ke luar jendela, rassanya risih melihat kondisi bus yang penuh sesak. sesaat aku menoleh kepada penumpang disampingku, apa yang dia lakukan membuatku tercengang. Dia SHOLAT! dengan kondisi bus yang penuh sesak dia yang duduk di sebelahku melakukan gerakan sholat, waktu itu masuk waktu Ashar. dengan tenangnya di